Rabu, 15 Agustus 2007

Napas Panjang Karena Filter

Oleh trubus
Kamis, 09 Maret 2006 17:22:20



Pengalaman buruk itu sangat membekas di hati Nursamsul. Maklum modal membeli calon-calon induk itu jerih payah menabung selama setahun. ?Padahal saya sudah berusaha mengecek?sampai datang 3 kali?sebelum beli untuk menyakinkan filter tidak perlu dipakai,? ujar pedagang kelontong itu. Belajar dari pengalaman menyedihkan itu, kini Nursamsul melengkapi kolam semennya dengan 3 ruang filter sekaligus. Saat Trubus berkunjung, air di kolam selalu tampak bening seperti air baru. Lobster pun terlihat sehat.

Menurut Ivan dari Harapan Indah Fish Center, filter mutlak dipakai. Fungsi utamanya menyaring sisa-sisa pakan dan kotoran yang dapat menimbulkan racun amonia. ?Idealnya setiap 12 m3 air perlu filter berkapasitas 1 m3,? ujar alumnus Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung itu. Dengan kapasitas itu, meski padat penebaran tinggi, misal mencapai 15 ekor/m2, kualitas air tetap bagus.

Tiga ruang
Filter dapat dibuat dari bermacam bahan. Namun, bahan yang umum dipakai adalah kaca. Ia dipilih karena tembus pandang, sehingga bila terjadi penyumbatan dapat dideteksi dengan cepat. Sayang, filter itu hanya efektif untuk kolam kecil berukuran 10?20 m2 sebanyak 2?3 kolam. ?Jika kolam banyak, lebih efisien memakai filter samping seperti merawat koi,? ujar Juanda, peternak di Bekasi Barat.

Untuk kolam kecil, kotak filter didesain minimal berukuran 90 cm x 30 cm x 60 cm. Kotak itu dibagi menjadi 3 ruang utama. Setiap ruang terdiri dari beberapa lapis penyaring. Tersusun dari atas ke bawah; zeolit, busa, arang aktif, dan bioball. Dengan pompa, air dari kolam akan tersedot melalui pipa PVC berdiameter 2 cm. Air mengalir masuk lewat sisi bawah ruang pertama. Berikutnya ia akan tersaring dari atas ke bawah di ruang ke-2. Terakhir masuk kembali lewat sisi bawah di ruang ke-3, sebelum akhirnya masuk ke kolam dalam bentuk kucuran air.

?Kucuran air sangat berguna meningkatkan oksigen terlarut di kolam,? ujar Ivan. Meski demikian, penggunaan filter tidak menjamin seluruh kotoran tersaring. Maklum, kotoran kadang menyebar atau masuk ke dalam rumah lobster. Apalagi ujung pipa pompa penyedot lazim diletakkan diposisi setengah dari ketinggian air. ?Karena itu bagian dasar kolam tetap perlu disipon secara periodik,? ujar mantan karyawan perusahaan otomotif di Jakarta itu.

Zeolit
Menurut Sulis, peternak di bilangan Darmo, Surabaya, komposisi penyaring perlu diperhatikan. Bioball mutlak ada. Di sanalah nantinya akan berkembang bakteri pengurai amonia. ?Dalam susunan penyaring filter, bioball bisa menempati 60% dari isi filter,? ujar istri Susanto Himawan itu. Bioball tidak perlu dibersihkan. Maklum untuk menumbuhkan bakteri pengurai di dalamnya dibutuhkan waktu relatif lama, 2?3 bulan.

Keberadaan arang aktif sebetulnya bisa dihilangkan jika bioball sudah ditumbuhi bakteri. Arang aktif berperan sama sebagai penyerap racun. Yang sering terlewatkan peternak, sumber kalsium yang dibutuhkan red claw terutama saat melakukan moulting atau pergantian kulit, tidak jelas sumbernya. Jika mengandalkan pelet buatan, minimal kandungan kalsium di dalamnya bisa membantu. Namun sebaliknya jika hanya pakan alami diberikan, proses moulting terhambat. ?Sebagai gantinya diberi zeolit. Untuk 12 m3 air perlu sekitar 5 kg,? tutur Ivan.

Agar filter bekerja optimal, perawatan berkala tetap diperlukan. Di luar, bioball, penyaring lain boleh dicuci setiap 6 bulan sekali. Namun, frekuensi pembersihan harus ditingkatkan jika pelet lebih banyak diberikan. Setidaknya pencucian dilakukan 2 bulan sekali. ?Meski ada filter, 25% air kolam setiap bulan harus diganti baru. Juga 50% lainnya pada setiap 3 bulan,? ujar Juanda. Dengan demikian Cherax quadricarinatus Anda akan bernapas panjang dan tampak bugar. (Dian Adijaya S)

Tidak ada komentar: